Haters Gonna Hate



La Duodecima, atau gelar kedua belas, berhasil diraih Real Madrid di kompetisi UCL musim ini usai memborbardir tim jawara Italia, Juventus, dengan 4 gol yang hanya berbalas 1 di partai final di Cardiff. Terlalu banyak hal spesial yang terjadi pasca pertandingan tadi, yang tentunya membuat kita para Madridista sangat bangga walau hanya menyaksikan dari layar kaca. 
  
Di Eropa, Real Madrid masih meneruskan rekor mencetak gol beruntun selama 65 pertandingan di semua kompetisi. Rekor ini kini perlahan menjauh dari rekor Bayern yang mampu mencetak gol pada 61 pertandingan beruntun di semua kompetisi. Selain itu, 4 gol tambahan di final menjadikan Real Madrid telah mencetak 503 gol di kompetisi UCL. Real Madrid mencatatkan rekor sebagai tim pertama yang mampu mencetak 500 gol di kompetisi tertinggi klub-klub Eropa itu, jauh meninggalkan sang rival abadi Barcelona yang baru mencetak 459 gol. Ronaldo juga ikut mengukir rekor mentereng, 2 golnya ke gawang Gianluigi Buffon membuat dirinya kini telah mencetak 600 gol sepanjang karir profesionalnya. Selain itu, keberhasilan Ronaldo mencetak gol pada partai final menjadikannya pemain pertama yang mampu mencetak gol pada 3 partai final UCL. Ia juga kini telah mencatatkan dirinya sebagai top skor UCL selama 5 musim beruntun. Catatan lain, Ronaldo kini sejajar dengan Andres Iniesta dan Clarence Seedorf sebagai pemain yang telah memenangkan UCL sebanyak 4 kali. 
 
Namun, dari sederet rekor dan prestasi yang tercatat semalam, rekor yang paling membanggakan adalah Real Madrid menjadi klub pertama yang mampu mempertahankan gelar Piala UCL sejak format baru digulirkan. Real Madrid mematahkan mitos bahwa tak ada klub yang mampu menang gelar UCL secara back to back.  Gelar semalam juga kini menjadi gelar Real Madrid yang ke-12 jauh meninggalkan pesaing terdekatnya AC Milan yang baru mengoleksi 7 gelar. Barcelona, Bayern, dan Liverpool bahkan baru meraihnya sebanyak 5 kali.
   
Bangga tentunya kami bangga, dan biarkanlah kami para Madridista, pendukung setia klub ini menikmati euforia kemenangan yang mungkin terasa sangat indah bagi kami. Sejak mengerti bola, ini baru kali kedua kita bisa merasakan Real Madrid meraih double winner, yang pertama terjadi di musim 2013-2014 lalu ketika kita berhasil meraih gelar UCL dan Copa del Rey usai mengalahkan Barcelona di final, dan biarkan kami bangga dengan itu. Tak usah kau nyinyiri dengan kata-kata treble atau rekor klub mu yang bahkan pernah meraih 6 gelar dalam setahun. Pencapaian klub kami memang baru mampu meraih 4 gelar dalam setahun (2014; Copa del Rey, UCL, UEFA Supercup, dan Club World Cup) dan hanya bisa berharap 3 gelar dari 3 kompetisi tersisa tahun ini masih bisa diraih, untuk melengkapi koleksi 5 gelar yang mungkin diraih tahun ini.
 
Kami sudah pernah merasakan puasa gelar selama 3 tahun beruntun, atau bahkan puasa gelar Eropa selama 12 tahun, maka nikmat double winner saja kami sudah bersyukur. Tak usahlah mencoba merusak euforia kami dengan mengingatkan soal kekalahan di El Clasico, toh klub mu juga tak menang gelar La Liga karena kemenangan itu. Intinya musim ini pencapaian klub kami jauh lebih baik dari klub mu yang hanya meraih Copa del Rey, kompetisi kasta kedua di Spanyol.
  
Pada salah satu tulisan sebelumnya, saya pernah menulis biarkanlah kami bangga dengan klub kami, toh kami juga membiarkan kalian bangga dengan klub kalian. Ketika juara kami kasih selamat malah, sambil berdoa klub kami bisa berbenah untuk berkompetisi di musim depan. Tapi memang agak sulit, karena benar ada fanboy semacam situ yang kerjanya cuma nyinyir tim lawan apapun kondisinya, bergembira apalagi terpuruk.
 
Ya kayak td, usai memastikan La Duodecima diraih, situ malah sibuk nyinyir soal hasil el clasico musim ini. Yaudah sih, situ silahkan saja menggembirakan diri karena kemenangan klub mu di el clasico terakhir di Bernabeu yang diakhiri dengan selebrasi luar biasa bintang andalan mu yang sebenarnya lucu karena tidak berakhir manis di akhir musim. Sekalian sebelum bangga-bangga tentang el clasico, gugling dulu nyari rekor head to head el clasico seperti apa, sambil saya ingatkan bahwa Real Madrid juga musim lalu berhasil menang di Camp Nou bahkan hanya dengan 10 pemain.
  
Masih jelas diingatan saya, ketika situ sibuk nyinyir soal kebiasaan transfer klub kami, dan membanggakan kebijakan klub anda yang mengandalkan akademi sendiri, sembari mengatakan, transfer yang klub anda lakukan ibarat kismis dalam kue, hanya pelengkap. Sekarang gimana?  Pernah liat kue yang hampir seluruhnya kismis? Sudah membandingkan kebijakan transfer klub kita di 3 tahun terakhir?
   
Ya mau gimana lagi, haters gonna hate. Ibarat ‘tetangga sakit’, haters itu seperti begini, tetangganya beli dispenser, yang panas dingin dia. Mereka tidak akan pernah senang melihat kesenangan orang-orang yang dia benci. Jadi biarkan sajalah. Situ nya pasti ngiri karena Real Madrid lah klub pertama yang berhasil bikin rekor mempertahankan UCL sejak format baru, sementara klub mu sudah gagal di 4 kesempatan. Soal treble yang kau bangga-banggakan itu terserah sih, toh Inter dan MU pun pernah treble. Memang Madrid belum bisa meraih treble, tapi masih ada klub lain yang bisa melakukannya, jadi soal special gak special tergantung selera. Dan Menurut saya, soal mempertahankan gelar UCL sekaligus mematahkan mitos bahwa tak ada juara UCL yang mampu mempertahankan gelar, itulah yang paling special, HANYA Real Madrid yang melakukannya.
   
 
Categories:

0 comments:

Posting Komentar