Bad luck. Pertandingan Spanyol menyisakan kekesalan bagi saya. Ya, itu adalah pertandingan ke sekian dimana Sergio Ramos bermain jauh dari level terbaiknya, atau entah memang dewi fortuna sama sekali tidak memihak nya. 3 kesempatan free header, 1 peluang penalty terbuang sia-sia, plus 1 kesalahan menjaga pergerakan lawan yang berbuah 1 gol. Finally, Spanyol harus tunduk 2-1 dari Kroasia.
Benar bahwa ini bukan sepenuhnya tanggung jawab Ramos, tapi itu jelas adalah kegagalan Ramos sendiri memimpin tim. Terlebih setelah gagal mengeksekusi penalty. Dalam tayangan ulang memang terlihat bahwa Subasic mendapat clue dari Modric mengenai arah bola, tapi keteguhan keputusan Ramos meski mendapat bisikan dari Busquets tentang clue Modric membuatnya benar-benar tidak beruntung. Pergerakan pemain kroasia pada saat Ramos melakukan eksekusi juga sebenarnya melanggar aturan yang seharusnya. Bahkan secara jelas terlihat jika melihat tayangan ulang pemain kroasia sudah memasuki kotak penalty sebelum Ramos mengeksekusi, juga dengan kiper yang sudah maju lebih dari selangkah. Secara jelas, jika mata wasit lebih jeli, Subasic musti mendapat kartu kuning, sesuai penjelasan Collina (silahkan dibaca link ini --> https://supersoccer.co.id/sepakbola-internasional/aturan-untuk-kiper-saat-tendangan-penalti/)
Tapi1 hal yang sampai sekarang selalu menjadi keyakinan saya, "if you don't deserve the penalty, you don't deserve the goal". Memang hanya menurut saya, penalty yang diberikan sama sekali bukan pelanggaran. Terlepas dari keputusan wasit yang sedikit kontroversial itu, Spanyol memang gagal membongkar lini pertahanan Kroasia.
Mengenai Penalty, ini bukan kali pertama Ramos gagal. Pada semifinal UCL saat Real Madrid menghadapi Bayern Munich, Ramos juga gagal mengeksekusi penalty pada adu tos tosan setelah tendangan nya jauh melambung "menuju bulan". Tapi tidak kemudian menjadikan dia eksekutor gagal. Gagal penalty Messi dan Ronaldo masih lebih banyak (secara kesempatan menendang penalty juga lebih banyak).
Semua fans Spanyol, termasuk saya, jelas kecewa dengan penampilan sang kapten, terlebih fans Barca. Penampilan pemain Barca di Timnas Spanyol sejauh ini sangat apik. Iniesta dan Jordi Alba masing-masing 1 assist, Pique dengan 1 gol. Iniesta dan Busquets bahkan menjadi pemain paling berpengaruh di lini tengah tim. Kontribusi langsung dari pemain binaan Madrid hanya dari Alvaro Morata yg kini menyumbang 3 gol sepanjang turnamen.
Tapi yang perlu ditekankan bukan soal dia pemain Barca atau Madrid. Karena membawa kepentingan klub atau bendera lain dalam tim akan berdampak lebih buruk.
Lalu bagaimana dengan ini?
Saya tak menganggap bahwa acungan jari tengah Pique ini sengaja dilakukan untuk Ramos atau Lagu Kebangsaan Spanyol, tapi yang jelas, jika ini benar-benar disengaja, ini adalah salah satu bentuk ketidak-profesional-an pemain membela timnas. Semua tahu Pique adalah Catalunya sejati, pun Ramos, dia adalah Andalucia sejati, tapi sekali lagi tidak ada bendera lain dalam timnas. Entahlah, hanya Pique dan Tuhan yang tahu maksud dari jari tengah itu.
Satu lagi, jika anda mencoba membully saya karena saya fan Madrid dan kemudian pemain Madrid tidak bermain baik di turnamen yang sedang berlangsung, pastikan pemain itu bermain di tim yang saya dukung. Maksudnya? Membully saya karena Ronaldo (yang pemain Madrid) tidak bermain bagus di dua laga awal Portugal saya tidak peduli. Lain halnya jika anda membully saya karena permainan Ramos semalam. Nah lho? Keduanya adalah pemain Madrid lho? Iya, tapi untuk saat ini mereka bermain untuk tim yang berbeda, dan jelas saya tak pernah mendukung timnas selain Indonesia dan Spanyol.
Apa karena Spanyol 8 tahun terakhir menjadi salah satu penguasa di Sepakbola dunia? Maaf, saya tak se-karbitan itu. Jauh sebelum Spanyol menguasai sepakbola dunia (2x juara EURO dan sekali World Cup), saya sudah mendukung nya. Yang karbitan-karbitan mah tidak pernah tau bagaimana rasanya dicurangi Korea Selatan di Piala Dunia 2002. Jadi jika anda mencoba membully saya karena pemain yang tidak sedang membela Spanyol atau Real Madrid, it is useless. Saya tak pernah peduli jika anda mencoba mengganggu saya tentang pemberitaan Ronaldo yang katanya disrespect pada pemain Islandia, usai kedua tim bertanding. Meskipun setelah itu, Kapten timnas Islandia mengunggah foto nya dengan jersey Ronaldo sebagai dukungan atas pemberitaan media. I don't really care. Lain cerita kalau dia membela Real Madrid.
Saya akan selalu mendukung Ronaldo jika ia membela tim saya, Real Madrid. Seburuk-buruknya permainan nya, se arogan-arogan nya dia, dia punya banyak sisi positif yang saya pikir tidak semua pemain memilikinya. Benar bahwa dia selalu dibandingkan dengan Messi, dan jujur saja, secara objektiv saya dengan besar hati mengakui Messi lebih hebat dari CR, tapi CR adalah hasil dari sebuah kerja keras. Membandingkan komposisi pemain timnas Portugal dan Argentina, tentu bukan cara yang bijak untuk membandingkan Messi dan CR, karena timnas Portugal jelas kalah jauh. Tapi jelas keduanya adalah pilar terpenting di timnas masing-masing dan lagi lagi saya sebenarnya tidak terlalu peduli.
Karena kembali lagi tim saya adalah Spanyol, dan tak berguna terlalu jauh membicarakan tim lain. Dan jika kembali lagi membicarakan Spanyol, saya secara pribadi meski kecewa hanya bisa mengambil hikmah nya saja. Karena kekalahan ini, Spanyol menjadi Runner Up Grup dan berada di jalur sangat kompetitif menuju Final. Jerman, Inggris, dan Prancis bisa jadi lawan berikutnya, tapi mereka harus mengalahkan Italia terlebih dahulu. Ramos, oh Ramos, sepertinya sebagai pemimpin tim, anda sedang menuntun mereka melewati jalan yang sangat terjal di depan. Semangat om Ramos....!!!
0 comments:
Posting Komentar