Saya adalah seorang karyawan sebuah perusahaan swasta yang
bergerak di bidang perbankan. Kebetulan saya ditempatkan di kantor kas, dengan
posisi sebagai admin. Meja kerja saya berada di lantai 2, dan namanya kantor
kas, selain staffnya sedikit, fasilitas kantor juga disesuaikan dengan
kebutuhan kantor, printer hanya ada 1 dan berada di lantai 1. Hari itu, dengan
suasana sibuk di kantor saya turun ke lantai 1, niat untuk mengambil hasil
print-an saya. Lama saya menunggu tak ada hasil print yang keluar, saya juga
bertanya ke teman-teman yang lain, apa ada yang mengambil hasil print yang baru
keluar, tapi tak ada yang merasa pernah melihat printer itu bekerja. Nah, saya
baru ingat, ternyata saya memang belum meng-“ENTER” window “print” pada program
Ms. Word untuk menge-print dokumen yang ingin saya print di komputer saya di
lantai 2. #Gubbrakkkk….
Itu adalah satu dari beberapa cerita yang akhir-akhir ini
sering jadi bahan candaan teman-teman kantor (baca: Saudara). Iya, memang kini saya
dilabeli “pikun” oleh teman-teman. Saya terlalu sering melupakan hal-hal kecil hingga
yang paling urgen sekalipun. Entah karena terlalu banyak pikiran atau apa, tapi
ini memang terjadi pada saya. Seringkali saya melupakan dimana meletakkan
barang-barang saya dan meninggalkannya begitu saja hingga saya datang
mencarinya, baru setelah saya mengingatnya kembali. Sering pula saya, makan di
pantry yang terletak di lt. 3 gedung kantor, lupa membawa gelas air minum saya.
Pernah pula saya lupa membawa kaos kaki ke kantor, juga karena lupa pernah membawa
barang yang harusnya tertinggal di kantor ke rumah. Banyak hal-hal kecil dari
yang terbesar.
Saya dalam seminggu kadang 4 kali ke kantor pusat karena ada
keperluan dan sesuatu lain hal, tapi pernah pula saya ketika keperluan itu
sudah banyak (artinya dalam satu kali kunjungan ke kantor pusat ada beberapa
keperluan yang harus diselesaikan), melupakan salah satu atau paling tidak satu
dari beberapa dari keperluan yang harus dipenuhi itu. Pikun memang pikun. Kini saya
tak bisa menghindari mendapat ejekan “orang tua” dari teman-teman kantor,
karena memang begitulah kenyataannya.
Yang teranyar, ketika saya ada kunjungan lagi ke kantor pusat
untuk satu keperluan inti dan penting, eh malah saya melupakan keperluan inti
itu, saya baru mengingatnya ketika saya sudah kembali tiba di kantor pusat.
#kacauuuu….
Entah karena pikiran atau apa, saya kurang mengerti. Tapi semoga
penyakit lupa itu segera hilang dari tubuh saya. Saya pun tak nyaman dengan
keadaan seperti itu. Nasussaika… :’(
Tapi setidaknya ada hal positif yang bisa diambil dari sini,
kini teman-teman saya bisa tertawa lepas jika menceritakan kejadian-kejadian
yang berhubungan dengan “saya melupakan sesuatu”, setidaknya mereka terhibur
karena saya, meskipun itu tidak saya sengaja. LOL
0 comments:
Posting Komentar