Ibu..
Maaf, aku ternyata belum bisa memberikan rasa nyaman untuk mu. Aku masih saja belum bisa mengubah, atau setidaknya memperbaiki keadaan keluarga. Ada rasa sedih yang sangat mendalam karena ternyata aku belum mampu berbuat banyak untuk mu. Tapi ku berjanji dalam hatiku, kelak kan ku bawa engkau keluar dari keadaan ini.
Keluarga kita memang bukan keluarga mapan, hidup berkecukupan, aku sadari itu. Rumah kita boleh dibilang paling jelek diantara rumah-rumah lain disekitarnya. Perabot di dalamnya pun tak selengkap punya tetangga-tetangga kita, tapi ku harap ibu tak pernah sedih karena itu. Ku harap ibu tak pernah iri dengan mereka. Aku masih berjuang demi itu.
Ibu, tak pernah dalam sehari ku tak mendengar omelan mu. Tak pernah dalam sehari ku tak mendengar keluhan mu. Aku mengerti, engkau sangat membutuhkan bantuan dari anak-anak mu di tiap aktivitas keseharian mu. Tapi ku harap keluhan dan omelan itu bukan karena engkau mulai jenuh dengan kehidupan kita yang berkecukupan ini.
![]() |
Mother in her small dirty dusty house |
Ibu, keadaan disini sudah semakin runyam menurut perasaanku. Hanya sedikit suasana harmonis antara tetangga dengan ibu. Keluarga kita saja ada yang tak lagi mau berbicara dengan mu. Arggggh... Ibu, aku muak tiap kali pulang ke rumah, dan ku tahu ada yang menyakiti perasaan mu. Suasana disini sudah tak nyaman lagi. Menurut ku. Kelak kan ku bawa engkau pergi meninggalkan keadaan yang tak nyaman ini. Kan ku siapkan rumah yang mungkin akan lebih nyaman, meski sederhana. Tinggalkan saja perabot-perabot rumah kita ini disini. Terlalu banyak akan membuat berantakan. Tapi ibu, itu nanti, jika kelak aku sudah mampu.
Ibu, maaf karena mungkin janji ku dalam hati itu masih akan sangat lama terealisasi. Tapi asal kau tahu saja, aku terus berusaha. Tak kan kubiarkan kau menderita dengan keadaan ini.
Ibu, terimakasih doa tulus mu tiap hari, tapi sebaik-baiknya doa yang kubutuhkan adalah lindungan dari-Nya, dan agar aku tak melupakan-Nya. Teruslah berdoa, dan ku coba terus berusaha demi keluarga kita.
Untuk mu yang tercinta, ibu.
0 comments:
Posting Komentar